Khalifah Umar: Akulah Sejelek-Jelek Kepala Negara Apabila Aku Kenyang Sementara Rakyatku Kelaparan

Salah satu tujuan ditegakkannya wilâyah (pemerintahan) merupakan menyejahterakan rakyat. seseorang waliyul amri (pemimpin) bertugas menghasilkan kesejahteraaan rakyat lewat kebijaksanaan yang diambilnya. dalam permasalahan ini kedudukan waliyul amri amat besar, tanggung jawab ini berposisi di pundaknya. nanti dia hendak ditanya tentangnya. nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ كُلُكُمْ رَاع، وَكُلُكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“setiap kalian merupakan pemimpin dan juga tiap kalian hendak ditanya tentang apa yang dipimpinnya. imam (waliyul amri) yang memerintah manusia merupakan pemimpin dan juga dia hendak ditanya tentang rakyatnya. ” [shahihul - bukhâri]

jangan hingga terdapat seseorang rakyatnya yang terlantar terlebih mati kelaparan. rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga para khulafâur râsyidîn bagaikan pemimpin telah membagikan teladan yang baik dalam menyejahterakan rakyat.

bagaikan contoh, amîrul mukminîn umar bin al - khaththab radhiyallahu ‘anhu, pada masa paceklik dan juga kelaparan, dia radhiyallahu ‘anhu cuma makan roti dan juga minyak sampai - sampai kulitnya berbeda jadi gelap. umar radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “akulah sejelek - jelek kepala negeri apabila saya kenyang sedangkan rakyatku kelaparan. ”

pada masa kekhalifahan umar bin al - khaththab radhiyallahu ‘anhu terjalin bencana paceklik pada akhir tahun ke 18 h, tepatnya pada bulan dzulhijjah, dan juga berlangsung sepanjang 9 bulan. warga sudah mulai kesusahan. kekeringan menyerang segala bumi hijaz, dan juga orang - orang mulai merasakan amat kelaparan.

tahun ini diucap pula tahun ramadah karna permukaan tanah jadi gelap mengering akibat sedikitnya turun hujan, sampai rupanya sama dengan ramad (debu). pada dikala itu wilayah hijaz betul - betul kering kerontang. penduduk - penduduk pedesaan banyak yang mengungsi ke madinah dan juga mereka tidak lagi mempunyai olahan santapan sedikitpun. mereka lekas mengatakan nasib mereka kepada amîrul mukminîn umar bin al - khaththab radhiyallahu ‘anhu.

umar radhiyallahu ‘anhu kilat paham dan juga menindaklanjuti kabar ini. ia lekas membagi - bagikan santapan dan juga duit dari baitul mâl sampai gudang santapan dan juga baitul mâl kosong keseluruhan. ia pula memaksakan pribadinya buat tidak makan lemak, susu ataupun santapan yang mampu membikin gendut sampai masa paceklik ini lalu. bila sebelumnya senantiasa dihidangkan roti dan juga lemak susu, hingga pada masa ini dia cuma makan minyak dan juga cuka. ia cuma mengisap - isap minyak, dan juga tidak sempat kenyang dengan santapan tersebut. sampai corak kulit umar radhiyallahu ‘anhu jadi gelap dan
badannya kurus; dan juga dikhawatirkan ia hendak jatuh sakit dan juga lemah. keadaan ini berlangsung sepanjang 9 bulan.

umar radhiyallahu ‘anhu senantiasa mengendalikan rakyatnya di madinah pada masa peceklik ini. umar radhiyallahu ‘anhu tidak menciptakan seorangpun yang tertawa, maupun berbincang - bincang di rumah sebagaimana lazimnya. umar radhiyallahu ‘anhu tidak pula menciptakan orang yang meminta - minta. ia bertanya apa sebabnya, kemudian terdapat seorang yang mengatakan kepadanya: “mereka sempat memohon namun tidak terdapat yang mampu dikasih, kesimpulannya mereka tidak lagi memohon. sedangkan mereka betul - betul dalam kondisi yang menyedihkan dan juga amat memprihatinkan, sampai - sampai mereka tidak lagi dapat berbincang - bincang maupun tertawa. ”

kesimpulannya umar radhiyallahu ‘anhu mengirim tulisan kepada gubernurnya abu musa radhiyallahu ‘anhu di bashrah (irak) yang isinya: “bantulah umat muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam! mereka kira - kira binasa. ” sehabis itu dia pula mengirim tulisan yang sama kepada gubernur ‘amru bin al - ‘ash radhiyallahu ‘anhu di mesir. kedua gubernur ini mengirimkan dorongan ke madinah dalam jumlah besar, terdiri dari santapan dan juga olahan pokok berbentuk gandum. dorongan ‘amru radhiyallahu ‘anhu dibawa lewat laut sampai hingga ke jedah, setelah itu dari situ baru dibawa ke mekkah dan juga madinah.

abu ubaidah radhiyallahu ‘anhu sempat tiba ke madinah bawa 4000 hewan tunggangan yang dipadati santapan. umar radhiyallahu ‘anhu memerintahkannya buat membagi - bagikannya di perkampungan dekat madinah. sehabis tuntas melangsungkan tugasnya, umar radhiyallahu ‘anhu membagikan duit sebanyak 4000 dirham kepadanya, tetapi abu ubaidah radhiyallahu ‘anhu menolaknya. namun khalifah umar radhiyallahu ‘anhu terus memaksanya sampai kesimpulannya dia ingin menerimanya.

bagaikan wujud kepedulian umar radhiyallahu ‘anhu terhadap nasib rakyatnya pada masa paceklik ini, dia keluar melaksanakan shalat istisqâ’ (shalat memohon hujan). at - thabarani rahimahullah meriwayatkan dari tsumâmah bin abdillâh bin anas radhiyallahu ‘anhu , dari anas radhiyallahu ‘anhu kalau umar radhiyallahu ‘anhu keluar buat melakukan doa memohon hujan. ia keluar berbarengan al - abbâs radhiyallahu ‘anhu, paman rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan juga memintanya berdoa memohon turun hujan. umar radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “ya allah azza wa jalla sebetulnya apabila kami ditimpa kekeringan sewaktu rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, hingga kami memohon kepada - mu lewat nabi kami; dan juga saat ini kami memohon kepada - mu lewat paman nabi kami shallallahu ‘alaihi wa sallam. ”

sehabis itu kondisi berbeda berulang jadi wajar sebagaimana lazimnya. kesimpulannya para penduduk yang mengungsi tadi, dapat kembali berulang ke rumah mereka.

demikianlah sampai khalifah umar radhiyallahu ‘anhu sukses melewati masa - masa kritis itu dengan bijaksana. dan juga ia menyelamatkan rakyatnya dari bencana kekeringan dan juga keadaan susah itu lewat kebijaksanaannya yang pas.

sumber: almanhaj






(sumber: http:// www. portalpiyungan. co/2017/01/khalifah-umar-akulah-sejelek-jelek.html)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.