Bersin Saat Membaca Al-Fatihah Ketika Sedang Sholat, Ini Jawaban dan Hukumnya

Tolong jelaskan apabila bersin di dalam sholat (contoh: imam lagi membaca al - fatihah, apakah perlu diulang fatihah maupun diteruskan maupun gimana? )

jawaban:

apabila bersin ketika lagi sholat ada sebagian jawaban sebagaimana berikut;

pertama
kalian dibenarkan mengucapkan “alhamdulillah” sehabis bersin (dalam sholat) , sebagaimana peristiwa muawiyah ibn al - hakam ra. yang lagi sholat dengan nabi setelah itu seorang lelaki bersin dan juga pula berkata: “alhamdulillah” dan juga pula muawiyah ra. menjawab “yarhamuk allah” (يرحمك الله). [hadith riwayat muslim : 537, abu daud : 930].

kedua
apabila seseorang itu lagi membaca surah dan juga pula bersin; contoh al - fatihah, apabila dia masih belum selesai membaca ayat tersebut, dia cuma perlu mengulangi ayat tersebut itu saja. tidak perlu mengulangi keseluruhan surah al - fatihah.

ketiga
apabila bersin, batuk maupun tangisan si imam tidak mampu dibendung disaat membaca surah al - fatihah, sampai untuk abu walid al - baaji, sang imam hendaklah berundur ke balik, dan juga pula makmum dibekangnya mengambil alih jadi imam. [al - muntaqa sharh al - muwatta ‘, 1/290, lihat pula al - mughni, 1/944]. ini disebabkan
bacaan al - fatihah menggambarkan salah satu daripada rukun sholat.

keempat
apabila imam tersebut lagi membaca surah tidak cuma dari al - fatihah, dia boleh menghentikan bacaan dan juga pula terus ruku’. ini menggambarkan kerana membaca surah selepas al - fatihah hukumnya sunat. diriwayatkan oleh abdullah ibn al - saa’ib ra. berkata:
صلى لنا النبي صلى الله عليه وسلم الصبح بمكة, فاستفتح سورة المؤمنين, حتى جاء ذكر موسى وهارون, أخذت النبي صلى الله عليه وسلم سعلة فركع

“rasulullah mengetuai kami dalam solat subuh di makkah, dan juga pula dia membaca surah al - mu’minun, sampai - sampai sampai kepada ayat yang menyebut musa dan juga pula haron,
rasulullah batuk, sampai dia pula ruku’ “ [hadith riwayat muslim 455]

imam al - nawawi mensyarahkan dalam hadith ini dan juga pula berkata: “hadith ini menunjukkan bahawa dibenarkan menghentikan bacaan dan juga pula tidaklah makruh melakukan demikian, apabila seseorang menyudahi dengan sebab”. [sharh muslim, 4/177].






(sumber: nasihatustaz. com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.