di media - media timbul berita perkelahian di jalanan jakarta, antara kader suatu partai politik dengan kader organisasi massa. aku tersenyum geli membaca berita dan foto - fotonya. bisa jadi orang yakin begitu aja, namun tidak demikian untuk yang sempat ataupun kerap berkelahi raga.
aku semata - mata ingin berbagi pengalaman tentang perkelahian raga. maaf. sekali lagi maaf. bukan bermaksud sok. namun ini riil.
dalam kumite (perkelahian leluasa) di karate, cuma dikasih waktu 3 menit. tetapi lelahnya luar biasa. kenapa? karna kita hanya memiliki waktu 3 menit buat berpikir kilat mencari poin ataupun mengejar poin bila tertinggal. tetapi, seluruh dicoba dengan pukulan ataupun tendangan terukur ke arah lawan tanding.
detik per detik, otak wajib terus berpikir apakah pukulan ataupun tendangan kita masuk ataupun tidak? tetapi demikian, senantiasa wajib berpikir pula buat tidak mencederai lawan. begitu tuntas laga dan juga meninggalkan matras, merasa letih jiwa raga. berubah dengan perkelahian leluasa di jalanan.
namun, apabila kamu mendalami ilmu bela diri, hingga dalam sekejap kita pula hendak ketahui apakah lawan kita memiliki ilmu beladiri ataupun tidak. tentu hendak langsung nampak trik seorang mengambil posisi kesatu dalam bahasa badannya.
bila seorang memiliki ilmu bela diri ia hendak berpikir kilat buat dapat menaklukkan lawannya. tidak butuh memakan waktu lama. ia hendak mengincar bagian - bagian badan dari mulai dahi sampai mata kaki yang jadi titik lemah. sang owner beladiri dalam perkelahian di jalanan tidak hendak berpikir buat mengendalikan pukulan ataupun tendangannya. tujuannya satu: membikin jera lawannya.
batasan keahlian optimal itu satu lawan 3. itu juga bahwa sudah master bela diri. lebih dari itu dalam perkelahian leluasa di jalanan merupakan kematian.
jadi aku amat heran kala terdapat wartawan dan juga orang awam yang yakin dengan pengakuan seorang kalau pribadinya dikeroyok 10 orang ia masih dapat berjalan ke kantor polisi.
waduh.. . . . aneh bin ajaib!
*selamat ginting, jurnalis senior republika/mantan atlet karate.
republika
(sumber : http:// news. beritaislamterbaru. org/2017/01/cadas-mantan-atlet-karate-ini-komentari. html)
aku semata - mata ingin berbagi pengalaman tentang perkelahian raga. maaf. sekali lagi maaf. bukan bermaksud sok. namun ini riil.
dalam kumite (perkelahian leluasa) di karate, cuma dikasih waktu 3 menit. tetapi lelahnya luar biasa. kenapa? karna kita hanya memiliki waktu 3 menit buat berpikir kilat mencari poin ataupun mengejar poin bila tertinggal. tetapi, seluruh dicoba dengan pukulan ataupun tendangan terukur ke arah lawan tanding.
detik per detik, otak wajib terus berpikir apakah pukulan ataupun tendangan kita masuk ataupun tidak? tetapi demikian, senantiasa wajib berpikir pula buat tidak mencederai lawan. begitu tuntas laga dan juga meninggalkan matras, merasa letih jiwa raga. berubah dengan perkelahian leluasa di jalanan.
namun, apabila kamu mendalami ilmu bela diri, hingga dalam sekejap kita pula hendak ketahui apakah lawan kita memiliki ilmu beladiri ataupun tidak. tentu hendak langsung nampak trik seorang mengambil posisi kesatu dalam bahasa badannya.
bila seorang memiliki ilmu bela diri ia hendak berpikir kilat buat dapat menaklukkan lawannya. tidak butuh memakan waktu lama. ia hendak mengincar bagian - bagian badan dari mulai dahi sampai mata kaki yang jadi titik lemah. sang owner beladiri dalam perkelahian di jalanan tidak hendak berpikir buat mengendalikan pukulan ataupun tendangannya. tujuannya satu: membikin jera lawannya.
batasan keahlian optimal itu satu lawan 3. itu juga bahwa sudah master bela diri. lebih dari itu dalam perkelahian leluasa di jalanan merupakan kematian.
jadi aku amat heran kala terdapat wartawan dan juga orang awam yang yakin dengan pengakuan seorang kalau pribadinya dikeroyok 10 orang ia masih dapat berjalan ke kantor polisi.
waduh.. . . . aneh bin ajaib!
*selamat ginting, jurnalis senior republika/mantan atlet karate.
republika
(sumber : http:// news. beritaislamterbaru. org/2017/01/cadas-mantan-atlet-karate-ini-komentari. html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar