Ratusan umat islam berulang penuhi masjid buat menyongsong subuh berjamaah nasional demi melindungi spirit 212, ahad (25/12/2016) pagi, kegiatan yang dipelopori oleh gnpf - mui diselenggarakan di masjid adz - dzikra, pekayon, bekasi.
dipandu langsung oleh seseorang imam yang berasal dari madinah, ialah syaikh yusuf abdul ghani, ratusan umat islam penuhi ruang masjid adz - dzikra, bekasi.
usai melakukan sholat subuh berjamaah, kalangan muslimin langsung disajikan dengan ceramah yang di informasikan oleh sekretaris jenderal forum umat islam, kh. muhammad al - khaththath.
dalam ceramahnya, kh. muhammad al - khaththath mengantarkan tentang larangan memilah pemimpin dari golongan orang kafir. baginya, ini sudah disebutkan di dalam tulisan al - maidah ayat 51.
“hai orang - orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang - orang yahudi dan juga nasrani jadi pemimpin - pemimpin (mu) ; sebahagian mereka merupakan pemimpin untuk sebahagian yang lain. barangsiapa diantara kalian mengambil mereka jadi pemimpin, hingga sebetulnya orang itu tercantum kalangan mereka. sebetulnya allah tidak berikan petunjuk kepada orang - orang yang zalim. ” ucap sekjen fui, kh. muhammad al - khaththath melansir tulisan al - maidah ayat 51 di masjid adz - dzikra, pekayon, bekasi, ahad (25/12/2016).
tidak hanya itu, kh. muhammad al - khaththath pula mengantarkan pesan yang diserukan oleh imam besar fpi, habib rizieq shihab.
“pesan kesatu, menangkan al - maidah ayat 51 dalam pilgub dki. kedua, menangkan al - maidah ayat 51 di medsos, ” katanya
lebih lanjut, dia memberitahukan kalau indonesia dikala ini bagaikan sasaran pemurtadan dunia.
“pemurtadan terbanyak se - dunia saat ini ditunjukan ke indonesia, di indonesia difokuskan ke jawa barat, di jawa barat ditunjukan ke bekasi, ” tuturnya.
oleh karna itu, dia berkata, bila indonesia tidak mau dijajah, hingga tegakkan ayat allah azza wa jalla.
“jadi, kalo indonesia mau jadi negeri sukses, negeri yang tidak diinjak - injak oleh amerika dan juga rusia, hingga tegakkan al - maidah ayat 51. ” tandasnya. [dp]
(sumber: http:// www. wartaumat. com/2016/12/indonesia-jadi-target-pemurtadan-dunia. html)
dipandu langsung oleh seseorang imam yang berasal dari madinah, ialah syaikh yusuf abdul ghani, ratusan umat islam penuhi ruang masjid adz - dzikra, bekasi.
usai melakukan sholat subuh berjamaah, kalangan muslimin langsung disajikan dengan ceramah yang di informasikan oleh sekretaris jenderal forum umat islam, kh. muhammad al - khaththath.
dalam ceramahnya, kh. muhammad al - khaththath mengantarkan tentang larangan memilah pemimpin dari golongan orang kafir. baginya, ini sudah disebutkan di dalam tulisan al - maidah ayat 51.
“hai orang - orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang - orang yahudi dan juga nasrani jadi pemimpin - pemimpin (mu) ; sebahagian mereka merupakan pemimpin untuk sebahagian yang lain. barangsiapa diantara kalian mengambil mereka jadi pemimpin, hingga sebetulnya orang itu tercantum kalangan mereka. sebetulnya allah tidak berikan petunjuk kepada orang - orang yang zalim. ” ucap sekjen fui, kh. muhammad al - khaththath melansir tulisan al - maidah ayat 51 di masjid adz - dzikra, pekayon, bekasi, ahad (25/12/2016).
tidak hanya itu, kh. muhammad al - khaththath pula mengantarkan pesan yang diserukan oleh imam besar fpi, habib rizieq shihab.
“pesan kesatu, menangkan al - maidah ayat 51 dalam pilgub dki. kedua, menangkan al - maidah ayat 51 di medsos, ” katanya
lebih lanjut, dia memberitahukan kalau indonesia dikala ini bagaikan sasaran pemurtadan dunia.
“pemurtadan terbanyak se - dunia saat ini ditunjukan ke indonesia, di indonesia difokuskan ke jawa barat, di jawa barat ditunjukan ke bekasi, ” tuturnya.
oleh karna itu, dia berkata, bila indonesia tidak mau dijajah, hingga tegakkan ayat allah azza wa jalla.
“jadi, kalo indonesia mau jadi negeri sukses, negeri yang tidak diinjak - injak oleh amerika dan juga rusia, hingga tegakkan al - maidah ayat 51. ” tandasnya. [dp]
(sumber: http:// www. wartaumat. com/2016/12/indonesia-jadi-target-pemurtadan-dunia. html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar